SBY membatalkan kunjungan ke Australia

KoPi| Mantan Presiden SBY membenarkan tentang batalnya berkunjung ke Australia. SBY semula berencana datang ke Perth sebagai "visiting professor" di University of Western Australia dan "senior fellow" di US-Asia Centre. Pembatalan itu sehubungan situasi yang memanas pasca-eksekusi mati warga Australia di Indonesia (28/4).
“Masyarakat Australia amat emosional dan lakukan unjuk rasa di sejumlah kota, terkait eksekusi terpidana mati warga negaranya.” Jelas SBY dalam akun twitternya 29 Mei 2015."
SBY mengatakan tidak mungkin dirinya berseberangan dengan negara dan pemerintah karena berkaitan dengan kedaulatan bangsa. Meskipun, untuk beberapa hal ia bisa berseberangan dengan kebijakan pemerintah.
“Memang saya tak selalu setuju dengan cara-cara pemerintah menangani (handling) hubungan internasional, tetapi kita punya kedaulatan.Sebagaimana Indonesia menghormati kedaulatan negara lain, negara lain juga mesti menghormati kedaulatan dan sistem hukum kita.
Selama 10 tahun pimpin Indonesia, saya berupaya keras untuk tingkatkan persahabatan dan kerjasama, sambil atasi masalah yang ada. Hasilnya nyata. Australia dukung penuh kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, termasuk Papua.
Kerjasama saling menguntungkan meningkat. Memang, sekali-kali ada isu yang mengganggu hubungan bilateral kita, tetapi akhirnya dapat kita atasi dan carikan solusinya.
Tadinya saya berharap selama berada di Australia bisa mendiskusikan bagaimana hubungan yang terganggu saat ini bisa dipulihkan.
Tanpa diminta, mungkin saya bisa bantu pemerintah agar hubungan baik kita tetap terjaga, termasuk "people-to-people relation".
Namun, situasinya belum kondusif untuk itu. Daripada kontra produktif, saya putuskan untuk menunda kunjungan saya ke Australia.” Demikian SBY.|