Indonesia akan gugat klaim Cina soal garis putus di wilayah Laut China Selatan

Surabaya-KoPi | Sengketa Laut Cina Selatan dikhawatirkan semakin memanas. Hal itu setelah Cina mengklaim hampir seluruh wilayah laut tersebut sebagai miliknya. Peta yang dikeluarkan Cina menunjukkan 9 garis putus yang mencakup wilayah seperti Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia, Brunei, dan perairan di sekitar Kepulauan Natuna.
Indonesia menanggapi klaim Cina tersebut dengan mengatakan akan membawa masalah ini ke pengadilan arbitrase internasional. Menko Polhukam Luhut Panjaitan mengatakan Kepulauan Natuna dapat terimbas konflik tersebut.
"Posisi Indonesia jelas dalam hal ini, kami tidak mengakui sembilan garis putus yang diklaim Cina karena tidak sesuai dengan hukum internasional. Kami telah meminta klarifikasi mengenai hal itu, dan hingga sekarang masih belum ada jawaban," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir, kepada Reuters, hari ini (11/11).
Meski demikian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmanto mengatakan tidak akan menyiagakan operasi militer di Kepulauan Natuna. Menurutnya pengiriman 7 KRI di kawasan tersebut merupakan operasi rutin karena kawasan Zona Ekonomi Eksklusif di sekitar Laut Cina Selatan memang rawan konflik.
"Justru Indonesia sekuat tenaga berusaha mewujudkan peace and stability di kawasan Laut Cina Selatan, dan menghimbau agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang meningkatkan tensi di sana," tutur Gatot kepada awak media di Surabaya, kemarin (10/11).
Kapal perang Amerika dilaporkan telah memasuki kawasan tersebut dan semakin membuat tegang suasana. Cina memprotes tindakan Amerika tersebut, namun Washington menyatakan tidak akan menarik kapal perang mereka dari kawasan tersebut.
Related items
- Kopi Darat Nasional (KopdarNas) V Pajero Indonesia ONE di Surabaya
- Penyelesaian Kasus Montara “Test Case” Komitmen Persahabatan Australia
- Sekdaprov Jatim ajak Kab/Kota ciptakan Skema Pembiayaan Terintegrasi
- Mendikbub belum berlakukan UN model esai
- Pakde Karwo Minta Kepala OPD Gunakan Tradisi Intelektual Pada Budaya Kerja