Kasus Angeline, UNICEF kecam kekerasan pada anak
- Written by admin
- Be the first to comment!
- font size decrease font size increase font size

Surabaya - KoPi Kisah tragis meninggalnya bocah 8 tahun di Bali menuai banyak kecaman. Angeline yang sebelumnya hilang secara misterius pada 16/5 ditemukan dengan kondisi tidak bernyawa pada rabu 10/6 di sebuah lubang di belakang rumah dekat kandang ayam.
Siswi SDN 12 Sanur Denpasar Bali tersebut ditemukan dengan luka memar di sekujur tubuhnya. Dipastikan luka tersebut didapati selama masa hidupnya, bukan hanya semenjak tanggal menghilangnya.
Saat ini, tersangka tunggal yang ditemukan adalah Agustinus Tae, pembantu rumah tangga di rumah orang tua angkat Angeline. Agus diduga menghantam kepala Angeline dengan benda tumpul. Hal ini ditemukan dengan adnaya pendarahan di otak kecilnya.
UNICEF selaku lembaga international perlindungan anak mengecam atas adanya tindakan kejahatan tersebut. Melalui siaran pers UNICEF mengecam kekerasan terhadap anak di Indonesia. Hal tersebut meliputi kekerasan fisik, emosional dan pengabaian serta kekerasan seksual.
Child abuse atau kekerasan pada anak menimbulkan dampak negatif jangka panjang bagi anak yang menjadi korban. UNICEF menyatakan kasus Angeline adalah yang terburuk.
UNICEF juga menghimbau masyarakat untuk lebih berkontribusi terhadap meminimalisir kekerasan terhadap anak. Dengan melaporkan kekerasan dan penyiksaan yang terjadi disekitarnya. Masyarakat harus bersuara, sebab semua anak memiliki hak perlindungan dari kekerasan. | Labibah
Related items
- Polresta Yogyakarta Bekuk 2 Pelaku Pembancokan
- Kasus Curanmor, Narkoba, Curat masih paling tinggi di tahun 2017
- Paket sabu senilai 4,5 milyar rupiah dimusnahkan BNNP DIY
- Kelompok penipu pengganda uang ditangkap Satreskim Polresta Yogyakarta
- Tewasnya mahasiswa Maluku diduga melibatkan tiga anggota Polda DIY